Xiaomi Siap Hadirkan Mobil Listrik di Eropa Mulai 2027

Nusantaratv.com - 21 Agustus 2025

Xiaomi menegaskan mobil listrik besutannya akan memasuki pasar Eropa pada tahun 2027. (Foto: Istimewa via ArenaEV)
Xiaomi menegaskan mobil listrik besutannya akan memasuki pasar Eropa pada tahun 2027. (Foto: Istimewa via ArenaEV)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Persaingan di pasar kendaraan listrik Eropa semakin ketat, dengan pemain besar seperti Tesla dan BYD mendominasi arena. 

Meski demikian, Xiaomi tetap percaya diri untuk ikut ambil bagian. Perusahaan teknologi asal China ini menegaskan mobil listrik besutannya akan memasuki pasar Eropa pada tahun 2027.

Mengutip ArenaEV, Kamis (21/8/2025), hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, proyek otomotif Xiaomi telah berkembang pesat dari sekadar ide ambisius menjadi lini produksi yang mapan. 

Di pasar domestiknya, Xiaomi telah meluncurkan dua model, yakni sedan SU7 dan SUV YU7.

Kedua kendaraan tersebut mendapat respons positif dan permintaan tinggi, hingga beberapa konsumen harus menunggu lebih dari satu tahun untuk menerima unit mereka.

Antusiasme pasar mendorong lonjakan pengiriman. Pada kuartal kedua 2025, Xiaomi telah mengirimkan 81.302 kendaraan listrik ke pelanggan baru. 

Secara keseluruhan, jumlah pengiriman selama paruh pertama tahun ini telah mencapai 157.000 unit.

Setelah mengukuhkan posisinya di dalam negeri, Xiaomi bersiap untuk memperluas jangkauan globalnya. 

Presiden Xiaomi, Lu Weibing, menyebutkan Eropa menjadi fokus utama ekspansi internasional.

Targetnya, pada 2027 nanti, mobil listrik Xiaomi sudah bisa dinikmati oleh konsumen Eropa dan bersaing langsung dengan para pemain besar industri.

Meski belum diumumkan secara resmi model mana yang akan dipasarkan, kemungkinan besar SU7 dan YU7 akan menjadi andalan. 

Selain itu, Xiaomi juga tengah menyiapkan model ketiga yang sementara disebut YU9, SUV besar dengan sistem range-extender, memadukan mesin bensin 1,5 liter turbocharged dengan dua motor listrik.

Untuk menunjang ambisi tersebut, Xiaomi berinvestasi besar dalam pengembangan khusus untuk pasar Eropa. 

Mereka sedang membangun pusat R&D dan merekrut talenta dari berbagai pabrikan ternama. 

Salah satu nama besar yang bergabung adalah Rudolf Dittrich, mantan eksekutif BMW dan insinyur berpengalaman di dunia Formula 1 bersama tim Williams dan Sauber.

Bergabung pula beberapa eks-BMW lainnya seperti Dusan Sarac dan Jannis Hellwig, menunjukkan komitmen Xiaomi dalam menciptakan kendaraan yang sesuai dengan standar dan preferensi Eropa.

Namun, Xiaomi menyadari jika industri otomotif berbeda jauh dari bisnis smartphone. Biaya produksinya jauh lebih tinggi. 

Divisi otomotif perusahaan tercatat mengalami kerugian sekitar RMB 300 juta (setara Rp680,75 miliar) pada kuartal terakhir. 

Meski begitu, salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, tetap optimis dan memperkirakan divisi ini akan mulai mencetak keuntungan pada paruh kedua tahun 2025 seiring dengan meningkatnya skala produksi.

Bagi konsumen di Eropa, kehadiran Xiaomi bisa menjadi angin segar. Bertambahnya pemain berarti lebih banyak pilihan, potensi inovasi baru, dan harga yang lebih kompetitif. 

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka dalam waktu dua tahun, jalanan Eropa mungkin akan mulai ramai dengan kendaraan listrik buatan Xiaomi.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close