Nusantaratv.com — Rumah dinas anggota Kompi Senapan A Batalion Infanteri 111 Karung Bakti, Aceh Tamiang, masih dipenuhi lumpur hingga Senin (22/12).
Para prajurit belum sempat membersihkan tempat tinggal mereka sejak bencana menerjang pada 27 November 2025. Para prajurit memprioritaskan pemulihan fasilitas umum.
“Motivasi kami untuk masyarakat Aceh Tamiang. Intinya Tamiang harus cepat pulih. Rumah kita kena banjir, tapi masih ada yang rumahnya hilang. Bahkan, masih ada yang tapak rumahnya tidak ada lagi, kita harus sabar,” kata Anggota Kompi Senapan A, Kopda Irpan N, di musala Kompi di Kualasimpang, Aceh Tamiang, Aceh.
Hingga kini, puluhan prajurit TNI di Kompi Senjata A masih diperbantukan untuk memulihkan fasilitas umum seperti ikut membersihkan rumah sakit daerah. Begitu selesai, mereka juga diperbantukan untuk memulihkan instalasi listrik.
Para prajurit juga membersihkan kantor-kantor pemerintah daerah yang masih penuh lumpur. Mereka tetap bekerja tanpa peduli dengan ungkapan-ungkapan nyinyir di sosial media.
“Jangan kita merasa tersakiti, merasa terbebani. Karena ini adalah bencana alam yang harus kita tangani bersama,” kata Irpan.
Sejak banjir pertama kali menerjang Aceh Tamiang, kenang dia, prajurit Kompi ini juga sudah langsung sibuk menolong. Di hari pertama banjir, delapan prajurit harus mempertaruhkan nyawa untuk menolong seorang pria paruh baya yang terjebak di atap rumah.
Lima jam mereka berupaya meniti kabel listrik tanpa peralatan memadai. Kedelapan orang itu saling berpegangan agar tak tersapu arus banjir.
"Kita pegang kabel. Kabel enggak disangkuti, kita pegangan orang sama orang. Jadi, antara seng ke seng. Begitu terus sampai menuju ruko,” kata Irpan.
Aceh Taming menjadi salah satu daerah terdampak paling parah bencana banjir yang menerjang 18 kabupaten/kota di Aceh. Hingga Selasa (23/12), Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh mencatat sebanyak 22.377 rumah di Aceh Tamiang mengalami rusak.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh