Nusantaratv.com - Tahun depan, Ferrari siap merilis mobil listrik pertamanya, Elettrica.
Banyak yang mengira McLaren juga akan mengikuti tren dengan mengembangkan mobil listrik sendiri. Namun, menurut CEO baru McLaren, Nick Collins, hal itu belum akan terjadi.
Mengutip Carscoops, Kamis (21/8/2025), Collins diangkat sebagai CEO setelah grup investasi VYVN Holdings dari Abu Dhabi membeli McLaren dan menggabungkannya dengan startup lokal Forseven.
Menariknya, VYVN juga merupakan pemegang saham utama di Nio, merek mobil listrik terbesar di China, dan punya hubungan dengan Gordon Murray Technologies.
Meskipun begitu, Collins menegaskan McLaren tetap fokus pada mesin pembakaran dan teknologi hybrid dalam waktu yang lama.
Mesin V8 4.0 liter twin-turbocharged yang sudah digunakan McLaren akan terus dikembangkan, bahkan baru-baru ini telah ditingkatkan performanya pada model W1.
McLaren memang belum sepenuhnya menutup pintu untuk mobil listrik, tapi jika mereka meluncurkan kendaraan listrik, kemungkinan besar hanya akan dijual di pasar tertentu seperti China, yang merupakan pasar kendaraan listrik terbesar saat ini.
Collins juga menyebut, proyek-proyek baru yang sudah berjalan sebelum merger kini mendapatkan tambahan dana dan akan meluncur "lebih cepat dari yang Anda duga," menandakan masa depan McLaren yang sibuk dan terfokus pada strategi baru.