Nusantaratv.com - Setelah lebih dari empat tahun terpinggirkan, Huawei akhirnya kembali ke posisi teratas di pasar smartphone China.
Berdasarkan data IDC, seperti dikutip dari Phone Arena, Jumat (18/7/2025), pada kuartal kedua 2025 yang berakhir Juni lalu, Huawei berhasil menguasai 18,1 persen pangsa pasar, prestasi yang menjadi tonggak penting dalam kebangkitan perusahaan ini.
Secara keseluruhan, pengiriman smartphone di China mengalami penurunan sebesar 4 persen dibandingkan tahun lalu, dengan total 69 juta unit terkirim sepanjang kuartal.
Dalam kondisi pasar yang sedang lesu, sebagian besar merek mengalami penurunan, termasuk Huawei yang mencatat penurunan pengiriman sebesar 3,4 persen.
Meski begitu, dengan total 12,5 juta unit yang dikirim, Huawei tetap unggul dalam jumlah dan pangsa pasar yakni sebesar 18,1 persen.
Kesuksesan ini didukung oleh peluncuran lini flagship terbaru Huawei, seri Pura 80, yang berfokus pada kemampuan fotografi.
Sedangkan empat model ponsel Huawei yang diluncurkan, yakni Pura 80, Pura 80 Pro, Pura 80 Pro+, Pura 80 Ultra
Sementara itu, Vivo yang tahun lalu memimpin pasar harus rela turun ke posisi kedua setelah pengirimannya menurun tajam sebesar 10,1 persen, menjadi 11,9 juta unit. Pangsa pasar vivo kini berada di angka 17,3 persen.
Oppo menyusul di posisi ketiga dengan pengiriman sebanyak 10,7 juta unit, atau turun 5 persen dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya. Pangsa pasar Oppo kini tercatat sebesar 15,5 persen.
Menariknya, Xiaomi menjadi satu-satunya produsen besar yang mencatatkan pertumbuhan positif.
Dengan peningkatan pengiriman sebesar 3,4% menjadi 10,4 juta unit, Xiaomi berhasil merebut posisi keempat dengan pangsa pasar 15,1%.
Apple, yang sering menjadi sorotan dalam pasar global, harus puas berada di posisi kelima. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini mengirimkan 9,6 juta iPhone di China sepanjang kuartal kedua, turun 1,3 persen dari tahun sebelumnya.
Pangsa pasarnya kini sebesar 13,9 persen. Kembalinya Huawei ke puncak pasar menandai fase baru dalam persaingan industri smartphone di China, yang semakin kompetitif di tengah tren penurunan pengiriman secara keseluruhan.