Bukan Agam Rinjani, Ternyata Sosok Ini yang Pertama Kali Menjangkau Jasad Juliana Marins di Kedalaman 600 Meter

Nusantaratv.com - 08 Juli 2025

Anggota Basarnas Khafid As'adi dalam program Abraham di Nusantara TV
Anggota Basarnas Khafid As'adi dalam program Abraham di Nusantara TV

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Kisah heroik proses evakuasi jasad wisawatan asal Brasil Juliana Marins dari jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani yang dilakukan Tim SAR Gabungan menyisakan banyak cerita. Terungkap fakta terbaru ternyata anggota Basarnas Khafid As'adi merupakan orang pertama yang melihat dan menjangkau jasad Juliana Marins. Bukan Agam Rinjani sebagaimana cerita yang beredar luas selama ini.

Hal itu diungkapkan Khafid As'adi saat ditemui jurnalis Nusantara TV Abraham Silaban dan Tim program Abraham Nusantara TV. 

"Saya yang pertama kali menjangkau korban. Kondisinya sudah jauh berbeda dibandingkan dengan yang ada di video saat pertama kali terjatuh. Sudah tidak bernyawa, sepatunya lepas, kalungnya lepas dan saya melihat bebatuan penuh bercak darah," tutur Khafid As'adi yang bertanggungjawab sebagai Komandan Search and Rescue Unit Sektor 2 (bagian bawah Gunung Rinjani) dalam proses evakuasi Juliana Marins.

Khafid bahkan sempat memvideokan momen ketika pertama kali melihat dan menjangkau korban. Rekaman video yang belum beredar luas tersebut sempat diperlihatkan kepada Tim Abraham Nusantara TV. 

Khafid menceritakan sebagai komandan regu dirinya membuka jalur bagi enam anggotanya yang ikut turun ke bawah. 

"Memastikan jalur yang akan dilalui aman agar seluruh anggota tidak ragu-ragu," ungkapnya. 

Setelah berhasil menjangkau jasad Juliana Marins, ia memikirkan dan berdiskusi dengan anggota terkait metode yang akan digunakan untuk mengevakuasi korban. Terutama memastikan keselamatan tim penyelamat.

"Ada tiga opsi yang kita rencanakan. Mulai dari membawa korban turun ke bawah ke arah danau, menggunakan helikopter sampai metode lifting menggunakan tali. Turun ke danau berat bebatuan lepasnya banyak. Helikopter terkendala batas ketinggian. Akhirnya kita putuskan untuk memakai cara lifting," ujarnya. 

Menurut Khafid opsi menggunakan metode lifting merupakan opsi yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Karena dua opsi lain terkendali dengan kondisi medan dan cuaca di jurang Gunung Rinjani.

"Dengan kondisi cuaca dan geografis seterjal dan securam itu kami harus terus koordinasi termasuk dengan tim yang bertugas di atas," terangnya.

Khafid menepis anggapan yang menyebut proses penyelamatan Juliana saat terjatuh pertama kali sangat lambat. Ia mengatakan tak lama setelah mendapat laporan ada turis terjatuh di jurang Gunung Rinjani Tim SAR Lombok Timur langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pencarian. 

"Yang paling pertama datang dari Tim Unit SAR Lombok Timur pukul 19.00 malam. Saya dapat laporan jam 21.30 dari Taman Nasional Gunung Rinjani ada turis jatuh di bawah Letter E sebelah kanan. Kita prepare. Tim Aju sudah berangkat dari Pos Kayangan. Kita mendukung Tim Kedua. Sampai LKP langsung melakukan pencarian. Tim SAR Lombok Timur sudah di atas," bebernya. 

Saksikan selengkapnya penelusuran Tim Abraham Nusantara TV tentang tragedi meninggalnya Juliana Marins di Gunung Rinjani dalam video di bawah ini. 

Program Abraham di Nusantara TV tayang setiap hari Senin mulai pukul 20.00 WIB. 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close